Menguap atau kuap adalah sebuah gerakan refleks menarik dan menghembuskan napas yang sering terjadi saat seseorang merasa letih atau mengantuk. Belum diketahui sebab mengapa orang-orang menguap, namun seringkali dikatakan bahwa penyebabnya adalah jumlah oksigen di paru-paru yang rendah. Menguap mudah sekali menular - 55% orang-orang yang melihat seseorang menguap akan turut menguap dalam waktu lima menit berikutnya. Dalam beberapa budaya, menguap merupakan suatu sikap antisosial sehingga saat menguap orang-orang dari kebudayaan tersebut akan menutup mulut mereka.
Berikut adalah 5 penyebab utama mengapa seseorang bisa menguap :
1. Kurang Istirahat
Jumlah tidur yang kurang dari 6-8 jam sehari, secara fisilogis memicu tubuh untuk beristirahat, hal ini tentu menggangu terutama pada jam-jam produktif. Hal ini disebabkan pada saat kita tidur, tubuh akan memanfaatkan zat kelelahan (asam laktat) untuk diolah kembali di dalam hati sebagai cadangan tenaga. Oleh sebab itu, pastikan tubuh menerima istirahat yang cukup di malam hari.
2. Kekurangan Oksigen
Menguap juga bisa menjadi indikasi bahwa tubuh kekurangan oksigen. Apabila oksigen yang beredar di darah kurang mencukupi kebutuhan metabolisme dasar, maka otakpun akan kekurangan oksigen sehingga cenderung memberikan respon seperti mengantuk. Kekurangan oksigen bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya kurangnya asupan zat besi seperti yang terdapat dalam sayur bayam, ati, daging merah, dll.
3. Makan Berlebihan
Kalori seharusnya memang memberikan energi untuk beraktifitas. Akan tetapi kenapa setelah makan banyak kita malah menjadi mengantuk? Jawabannya ada pada makanan yang kita makan. Mengonsumsi karbohidrat, makanan berlemak, dan makanan yang mengandung gula tinggi secara berlebihan meyebabkan tubuh kita cepat mengantuk. Hal ini disebabkan makanan yang mengandung lemak, gula, dan karbohidrat merupakan makanan yang paling banyak memberikan perubahan hormon dalam tubuh. Respon tersebut akan diterima saraf parasimpatis yang kemudian akan memberikan informasi pada tubuh untuk memperlambat gerak tubuh dan lebih fokus dalam mencerna makanan.
4. Mengonsumsi Terlalu Banyak Makanan Manis
Memang makanan manis, tak hanya enak dilihat tetapi juga enak dirasa. Akan tetapi tahukan bahwa setelah mengonsumsi banyak makanan manis yang rasanya enak itu kita akan lebih rentan terhadap rasa kantuk? Hal ini berkaitan dengan hormon insulin. Hormon insulin yang akan ikut meningkat setelah mengonsumsi kelebihan glukosa tersebut akan mempengaruhi produksi hormon serotonin dan melatonin yang sangat berhubungan dengan pemicu rasa kantuk dan kebahagiaan.
5. Alarm Tubuh terhadap Gejala Stroke
Jika gejala tersebut dialami oleh orang berusia lanjut dan sering, berarti orang tersebut perlu waspada. Pada penderita stroke juga menunjukkan gejala sering mengantuk berisiko mengalami serangan stroke dua hingga empat kali lebih tinggi. Bagaimana mengenali rasa kantuk yang biasa dan rasa kantuk yang tidak biasa ini? Suatu penelitian mengatakan bahwa “selama dua tahun, pada orang yang beberapa kali suka mengantuk dalam sehari memiliki risiko terkena stroke 2,6 kali lebih besar. Sementara orang yang mengantuk secara sangat berlebihan, risiko terkena stroke meningkat menjadi 4,5 kali lebih besar”.
Bagi pembaca yang masih memerlukan informasi lebih lanjut atau ingin berkonsultasi tentang gejala gampang ngantuk atau gejala stroke, silakan datang ke Rumah Sakit Komplementer “Canon Medicinae Indonesia”. Dan apabila Anda berminat ingin berobat, mengetahui lebih lanjut silahkan lihat, datang, tanyakan, buktikan sendiri atau konsultasikan segera diri Anda ke Jalan Tubagus Ismail VII No.21 Dago Kota Bandung Provinsi Jawa Barat – INDONESIA Phone: +62 - (022) 253-1000 / Fax. (022) 251-6663 / Mobile: +62 – 0812.2023.2009 (Ginjal) / +62 – 0878.9537.5000 (Diabetes Mellitus) / +62 – 0856.9518.6000 (Kanker) / +62 - 0822.1848.2898 (Jantung) PIN Blackberry: 7E8C39F5 (UMUM), 7EBA27CF (KANKER), 7E7C3491 (GINJAL) (Rumah Sakit Komplementer Canon Medicinae Indonesia hanya ada di Kota Bandung – Provinsi Jawa Barat – INDONESIA).
Team Farmasi RS Komplementer “Canon Medicinae Indonesia” – Kota Bandung – Jawa Barat INDONESIA