Dokter Kami Sahabat Anda

Selasa, 16 September 2014

KLASIFIKASI DIABETES MELITUS

Diabetes melitus atau biasa disingkat DM secara harfiah berarti “tembus atau pancuran air, diambil dari Bahasa Latin mellitus yang berarti rasa manis. Penyakit ini dikenal luas di Indonesia dengan sebutan diabetes atau diabet. Diabetes sendiri adalah gangguan di dalam metabolisme tubuh yang disebabkan oleh sejumlah faktor. Gejala yang biasa timbul diantaranya : hiperglikemia kronis, gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Akibat yang memicu munculnya Diabetes dalam tubuh diantaranya :
  • Penurunan sekresi insulin, aktivitas insulin atau keduanya
  • Penurunan transporter glukosa
  • atau komplikasi keduanya
Klasifikasi Diabetes :
  1. Diabetes tipe 1, ditandai dengan gejala ketoacidoses yang bersifat merusak sel-sel beta di pankreas yang berfungsinya sebagai sel penghasil insulin. Ini bisa disebabkan oleh sistem autoimunitas yang sifatnya idiopatik. Diabetes melitus tipe ini memiliki patogenesis yang jelas seperti fibrosis kistik dan tidak terjadi defisiensi mitokondria.
  2. Diabetes tipe 2, disebabkan oleh penurunan sekresi insulin dan seringkali disertai dengan sindrom resistensi insulin.
  3. GIGT atau diabetes tipe 3 yaitu gangguan gestasional akibat gangguan pada toleransi kandungan glukosa dan diabetes mellitus gestational.
  4. Diabetes tipe 4, Insulin sangat dibutuhkan oleh penderita diabetes tipe ini, seperti pada kasus kasus penurunan peptida-C.
  5. Diabetes tipe 5, Insulin dibutuhkan untuk mengontrol diabetes. Pada Tipe ini, sekresi insulin endogen tidak cukup untuk memunculkan gejala normoglicemia jika tidak disertai dengan tambahan hormon dari luar tubuh. 
  6. Diabetes tipe 5, bukan insulin yang dibutuhkan diabetesi.
Empat tipe teratas dari klasifikasi diatas termasuk kedalam klasifikasi IDDM (English: insulin-dependent diabetes mellitus) atau jenis diabetes yang memerlukan insulin, sedangkan tipe kelima dan keenam termasuk klasifikasi NIDDM (English: non insulin-dependent diabetes mellitus) atau tipe diabetes yang tidak memerlukan insulin, IDDM dan NIDDM sendiri merupakan klasifikasi yang tercantum pada International Nomenclature of Diseases pada tahun 1991 dan revisi ke-10 pada International Classification of Diseases tahun 1992.

Korelasi antara gizi dan klasifikasi diabetes mellitus, MRDM (Malnutrion-related classification of diabetes melitus) tidak lagi dianggap relevan, meskipun kekurangan gizi memang berpotensi mempengaruhi sistem ekskresi pada beberapa tipe diabetes tetapi hingga saat ini belum ditemukan bukti bahwa malnutrisi atau penurunan protein dapat menyebabkan diabetes. Turunan dari MRDM sendiri yaitu PDPDM, PDPD, PDDM atau diabetes mellitus yang diakibatkan kurangnya protein pada pancreas, juga masih dianggap sebagai bentuk malnutrisi yang diinduksi oleh diabetes mellitus sehingga masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Sementara jenis diabetes FCPD atau Diabetes Pankreas atau diabetes Fibrocalculous pancreas, di kategorikan sebagai penyakit pankreas eksokrin pada lintasan Fibrocalculous pancreatopathy yang menginduksi diabetes mellitus.
IGT di klasifikasikan sebagai gangguan toleransi glukosa, didefinisikan sebagai tahapan regulasi glukosa yang rusak, sebagaimana dapat diamati pada semua jenis kelainan hiperglisemis, tapi tidak lagi dianggap sebagai diabetes. Klasifikasi IFG atau gangguan glikemia ketika Puasa, diperkenalkan sebagai rasio gula darah darah puasa rasio gula simtoma lebih tinggi dari batas atas rentang normal, tetapi masih di bawah rasio yang ditetapkan sebagai ambang batas diagnosa terkait diabetes.

Diabetes Mellitus tipe 1
Diabetes mellitus tipe 1 yang lazim disingkat IDDM (English: childhood-onset diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus) disebut juga ‘diabetes anak-anak’. Jenis diabetes ini terjadi akibat rasio insulin dalam sirkulasi darah berkurang yang disebabkan oleh hilangnya sel beta penghasil insulin di dalam sel langerhans pankreas. IDDM berpotensi diderita oleh anak-anak dan orang dewasa dan berita buruknya sampai saat ini belum dapat dicegah dan belum bisa disembuhkan, bahkan dengan diet dan olahraga teratur sekalipun. Pada tahap awal, kebanyakan penderita IDDM memiliki kesehatan dan berat badan yang ideal disamping sensitivitas termasuk juga respon tubuh terhadap insulin pada umumnya.
Penyebab hilangnya sel beta yang paling umum terjadi pada diabetes tipe ini adalah akibat reaksi autoimun yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimun sendiri dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh. Saat ini, IDDM hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, tentunya dengan pengawasan tingkat glukosa darah melalui tes darah secara rutin dan akurat. Pengobatan dasar IDDM untuk tahap awal biasanya dengan penggantian insulin. Tanpa insulin dan ketosis penderita diabetes ketoasidosis bisa mengalami koma bahkan kematian. Hal penting lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga). Selain injeksi secara umumnya, juga dimungkinkan pengiriman insulin melalui pompa, yang memungkinkan proses tersedianya insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, tetapi tidak menutup kemungkinan dosis dari insulin yang dibutuhkan saat kita makan. Dan hal ini juga memungkinkan untuk pemberian insulin dalam bentuk " bubuk hirup".

Pengobatan terkait diabetes tipe 1 harus dilakukan secara berkala. Pengobatan tidak akan mempengaruhi aktivitas normal pada umumnya, tetapi dengan perawatan yang tepat, kedisiplinan dalam pemeriksaan dan tentu saja menjalankan pengobatan menjadi perlu untuk dilakukan. Kadar glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus mendekati angka normal (80-120 mg/dl,4-6). Bagi mereka yang bermasalah dengan angka yang lebih rendah, seperti "sering mengalami hipoglikemia", beberapa dokter menyarankan agar supaya kadar glukosa bisa mendekati angka 140-150 mg / dl (7-7.5 mmol/l). Pada angka di atas 200 mg / dl (10 mmol/l) pasien biasanya kerap dihinggapi perasaan tidak nyaman ketika buang air kecil dengan frekuensi yang cukup sering sehingga menyebabkan dehidrasi. Kadar glukosa di atas angka 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan perawatan sesegera mungkin karena dapat menyebabkan ketoasidosis sedangkan kadar glukosa darah yang rendah, atau yang disebut hipoglikemia, berpotensi menyebabkan hilangnya kesadaran.

Diabetes melitus tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 atau NIDDM (English: adult-onset diabetes, obesity-related diabetes, non-insulin-dependent diabetes melitus ) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin dalam sirkulasi darah, tetapi lebih sebagai gangguan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi banyak gen yang mengakibatkan disfungsi sel β, gangguan sekresi insulin, resistensi terhadap disfungsi sel insulin. Hal ini disebabkan akibat hormon resistin GLUT 10 dengan kofaktor yang mengarah pada sel-sel jaringan, terutama di hati menjadi kurang sensitif terhadap penyerapan insulin dan RBP4 yang seharusnya berfungsi menekan glukosa oleh otot lurik. Meningkatnya sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen ini sering terjadi pada kromosom 19, yang merupakan kromosom terpadat pada manusia. Dalam NIDDM ditemukan indikasi tingginya rasio SGLT1 dan RBP4, hormon resistin yang meningkatan laju metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis di dalam hati, penurunan laju oksidasi dan peningkatan esterifikasi dalam hati. NIDDM juga bisa dipicu oleh dislipidemia, lipodistrofi, dan sindrom resistensi insulin.

…bersambung…

Bagi pembaca yang masih memerlukan informasi lebih lanjut atau ingin berkonsultasi silakan datang ke Rumah Sakit Komplementer “Canon Medicinae Indonesia”. Dan apabila Anda berminat ingin berobat, mengetahui lebih lanjut silahkan lihat, datang, tanyakan, buktikan sendiri atau konsultasikan segera diri Anda ke Jalan Tubagus Ismail VII No.21 Dago Kota Bandung Provinsi Jawa Barat – INDONESIA Phone: +62 - (022) 253-1000 / Fax. (022) 251-6663 / Mobile: +62 – 0812.2023.2009 (Ginjal) / +62 – 0878.9537.5000 (Diabetes Mellitus) / +62 – 0856.9518.6000 (Kanker) / +62 - 0822.1848.2898 (Jantung) PIN Blackberry: 7E8C39F5 (UMUM), 7EBA27CF (KANKER), 7E7C3491 (GINJAL) (Rumah Sakit Komplementer Canon Medicinae Indonesia hanya ada di Kota Bandung – Provinsi Jawa Barat – INDONESIA).

Team Farmasi RS Komplementer “Canon Medicinae Indonesia” – Kota Bandung – Jawa Barat INDONESIA