Dokter Kami Sahabat Anda

Selasa, 16 September 2014

MENGENAL PENYEBAB PENYAKIT GINJAL


…lanjutan…

BAGAIMANA MENGONTROL PASIEN GAGAL GINJAL
Penderita penyakit ginjal kronik penting melakukan kontrol kepada dokternya, sehingga:

  • Progresifitas perjalanan penyakit dapat diketahui,
  • Berbagai permasalahan atau komplikasi yang timbul dapat segera diatasi,
  • Dokter dapat menilai apakah ada keberhasilan gaya hidup pasiennya, seperti berhenti merokok, berhenti menggunakan obat-obatan/jamu yang bisa memperberat fungsi ginjal, diet ginjal, dan melakukan aktifitas.
Beberapa pemeriksaan yang akan dievaluasi oleh dokter pada saat kontrol, yaitu:
  • Evaluasi tekanan darah
  • Evaluasi laju fitrasi glomerolus (LFG)
  • Evaluasi albuminuria: rasio protein/albumin dengan kreatinin urin,
  • Evaluasi HbA1c, teruatama bila ada diabetes melitus
  • Evaluasi profile lemak (kolesterol total, kolesterol-LDL, kolesterol-HDL dan trigliserida), terutama bila berisiko tinggi untuk mendapatkan komplikasi jantung.
Pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 3 (GFR < 60 mL/min/1,73 m2), juga dokter juga akan mengevaluasi berbagai dampak penurunan fungsi ginjal:
  • Evaluasi kadar hemoglobin,
  • Evaluasi status nutrisi (asupan energi dan protein, berat badan, serum albumin)
  • Evaluasi kadar hormon paratiroid, kalsium dan fosfor
  • Evaluasi kualitas hidup pasien melalui kuosioner.
EVALUASI TEKANAN DARAH
Target kendali tekanan darah bagi penderita penyakit ginjal kronik adalah 130/85 mmHg. Bila disertai dengan diabetes melitus adalah 125/75 mmHg.
Upaya untuk mencapai target kendali diatas adalah dengan obat dan non obat, keduanya harus diupayakan, yaitu:
  • Obat anti hipertensi yang diresepkan misalnya dari golongan ACE Inhibitor atau ARB.
  • Upaya non obat yang penting adalah diet rendah garam, menurunkan kelebihan berat badan, serta melakukan aktifitas.
Tanpa ‘kepatuhan’, kendali hipertensi akan sulit.
EVALUASI LFG
Evaluasi fungsi ginjal yaitu dengan menilai laju filtrasi glomerolus (LFG). Pada penderita penyakit ginjal kronik stadium 1-2: evaluasi LFG dilakukan tiap 12 bulan. Bila stadium 3: tiap 3 bulan dan bila stadium 4-5 lebih sering yaitu tiap 3 bulan.
Penurunan LFG menunjukkan adanya penurunan fungsi ginjal serta peningkatan stadium, misalnya dari stadium 2 ke stadium 3.
Mengatasi Batu Ginjal Secara Tepat Melalui Penanganan Medis

Batu pada ginjal & saluran kemih adalah benda keras menyerupai batu yang terbentuk di ginjal atau saluran kemih & berasal dari zat yang dibawa urin. Batu ginjal dapat terus berada di dalam ginjal atau keluar & menuju ke saluran kemih. Batu ginjal yang berukuran kecil dapat keluar dari tubuh melalui air seni tanpa menimbulkan rasa sakit yang hebat. Sedangkan batu ginjal yang berukuran lebih besar, dapat tersangkut di kandung kemih ataupun saluran kencing & menimbulkan masalah yang mengganggu. Meskipun batu tersebut dapat dialami oleh pria ataupun wanita, tetapi memang lebih sering terjadi pada pria (hingga 2-3 kali lebih banyak). Menurut dr. Ponco Birowo, SpU, PhD dari RS.Asri, “ Batu saluran kemih dapat disebabkan oleh beberapa hal, tapi biasanya karena konsentrasi urine yang pekat sehingga terjadi pengendapan kristal yang akan terus membesar seiring dengan perjalanan waktu. Faktor lainnya adalah kelainan anatomi dari saluran kemih sehingga aliran urin menjadi tidak lancar & memudahkan untuk terjadinya endapan kristal . “ Prevalensi penderita batu dapat berbeda ditiap negara, seperti misalnya 1 - 5% di Asia, 5 - 9% di Eropa, 13% di Amerika utara, dan 20% di Arab Saudi. Kemudian faktor resiko terjadinya batu adalah jenis kelamin, usia, ras, pekerjaan, lokasi geografi, BMI & cuaca, tambah dr. Ponco Birowo. Hal tersebut mengemuka dalam acara Peluncuran “Asri Urology Center” di RS. Asri, Jakarta pada hari Kamis, 23 Juni 2011 kemarin.

Tanda & gejala terjadinya batu di ginjal atau saluran kemih dapat berbeda pada setiap orang. Mulai dari yang tanpa gejala hingga yang berat sekalipun. Tetapi biasanya para penderita batu yang berkonsultasi ke dokter mempunyai keluhan seperti berikut ini :
  1. Rasa nyeri pada pinggang
  2. Rasa sakit saat berkemih
  3. Mual-muntah (kolik)
  4. Kencing tidak lancar atau anyang-anyangan
  5. Air seni berwarna kecoklatan atau merah
…TAMAT…
Bagi pembaca yang masih memerlukan informasi lebih lanjut atau ingin berkonsultasi silakan datang ke Rumah Sakit Komplementer “Canon Medicinae Indonesia”. Dan apabila Anda berminat ingin berobat, mengetahui lebih lanjut silahkan lihat, datang, tanyakan, buktikan sendiri atau konsultasikan segera diri Anda ke Jalan Tubagus Ismail VII No.21 Dago Kota Bandung Provinsi Jawa Barat – INDONESIA Phone: +62 - (022) 253-1000 / Fax. (022) 251-6663 / Mobile: +62 – 0812.2023.2009 (Ginjal) / +62 – 0878.9537.5000 (Diabetes Mellitus) / +62 – 0856.9518.6000 (Kanker) / +62 - 0822.1848.2898 (Jantung) PIN Blackberry: 7E8C39F5 (UMUM), 7EBA27CF (KANKER), 7E7C3491 (GINJAL) (Rumah Sakit Komplementer Canon Medicinae Indonesia hanya ada di Kota Bandung – Provinsi Jawa Barat – INDONESIA).

Team Farmasi RS Komplementer “Canon Medicinae Indonesia” – Kota Bandung – Jawa Barat INDONESIA