Dokter Kami Sahabat Anda

Sabtu, 06 September 2014

Lemak dan Penyakit Jantung

Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi terutama adalah untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi.
Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh.


Secara ilmu gizi, lemak dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Lipid sederhana:
  • Lemak netral (monogliserida, digliserida, trigliserida),
  • Ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi.

B. Lipid majemuk:
  • Fosfolipid
  • Lipoprotein

C. Lipid turunan:
  • Asam lemak
  • Sterol (kolesterol, ergosterol,dsb)

Secara klinis, lemak yang penting adalah
  1. Kolesterol
  2. Trigliserida (lemak netral)
  3. Fosfolipid
  4. Asam Lemak
Adakah hubungan Lemak dengan Penyakit Jantung?
Kandungan lemak berlebih terutama di dalam tubuh selalu dihubung-hubungkan dengan penyakit jantung. Penyakit jantung ini timbul karena ada penyempitan atau sumbatan pada arteri koroner maupun cabang-cabangnya, baik oleh akumulasi lemak dalam darah maupun oleh bekuan darah yang menutup lumen arteri tersebut, sehingga arteri tidak dapat melakukan tugasnya untuk menyuplai darah ke organ target yang diperdarahinya. Jika darah tidak bisa disuplai, maka akan terjadi ketidakseimbangan proses metabolisme di dalam tubuh. Salah satunya adalah penyakit jantung.
Penyebab penyakit jantung sebetulnya bisa bermacam-macam. Ada penyebab yang kaitannya dengan lemak, non lemak dan hal-hal yang tak terkendali di luar keduanya. Penyebab penyakit jantung yang ada kaitanya dengan lemak adalah hyperlipidemia, hyperkolesterolimia dan hypertrigeliseridemia. Faktor resiko terkena penyakit jantung yang tidak berhubungan dengan lemak adalah merokok, tekanan darah tinggi, kegemukan, kurang olahraga dan stres. Sedangkan faktor lain-lain yang menjadi penyebab penyakit jantung dan tidak dapat dikendalikan adalah keturunan, bertambahnya umur, jenis kelamin, ras / suku bangsa dan lain-lain.

Hindarilah duduk terlalu lama. Bila Anda ingin sehat, aktif dan banyaklah bergerak karena mereka yang banyak duduk beresiko tinggi mengalami timbunan lemak di sekitar organ jantung.
Yang berbahaya, lemak tidak sehat tersebut akan sulit dihilangkan, bahkan meski orang yang terbiasa banyak duduk itu mulai rajin berolahraga.
Dalam penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan American Heart Association (AHA), tim peneliti melakukan CT Scan pada lebih dari 500 orang lanjut usia yang banyak menghabiskan waktunya untuk duduk. Ternyata mereka memiliki banyak timbunan lemak di sekitar jantungnya.
Menurut Britta Larsen, yang memimpin riset itu, meski kita sudah berolahraga setiap hari namun kemudian kita duduk selama 6-8 jam setiap harinya, dampaknya tetap buruk.
Dalam penelitian tersebut Larsen mencari beberapa jenis lemak pada tubuh para responden, yakni lemak subkutan yang ada di bawah kulit, lemak visceral yang biasanya berada di sekitar organ dalam, lemak intramuscular yang ada di otot, lemak intrathoratic dan lemak pericardial yang ada di sekitar jantung.

Penelitian menunjukkan, makin lama kita duduk setiap harinya, makin luas area timbunan lemak di sekitar jantung. "Lemak perikardial sangat berkaitan dengan penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Lemak ini akan mengganggu fungsi jantung dan menyumbat pembuluh darah," katanya.
Karena olahraga kurang efektif menghilangkan lemak pericardial, Larsen menyarankan agar kita fokus pada dua hal, yakni cukup berolahraga serta mengurangi waktu duduk setiap harinya.
Bagi mereka yang karena pekerjaannya harus lebih banyak duduk, disarankan untuk memanfaatkan setiap kesempatan untuk bangkit dari kursi. Misalnya berjalan-jalan sebentar setiap dua jam sekali, mengandalkan tangga untuk naik ke lantai atas, atau memilih menghampiri rekan kerja langsung daripada meneleponnya.
Selama ini lemak dinggap musuh bagi jantung dan lebih baik asupannya dikurangi. Diet rendah lemak dianggap bisa melindungi tubuh dari serangan jantung, obesitas, maupun diabetes.

Namun,benarkah demikian?
Rekomendasi diet rendah lemak itu berasal dari studi tahun 1950 yang mengambinghitamkan lemak jenuh. Dikatakan bahwa lemak jenuh berbahaya untuk kesehatan dan sebaiknya dikurangi. Namun menurut ilmuwan terkemuka di Inggris, anggapan tersebut sebenarnya keliru.
Diet rendah lemak tidak dapat menjauhkan penyakit jantung atau membuat usia lebih panjang. Seperti dilansir Daily Mail dan ditulis pada Minggu (9/3/2014), musuh tubuh sebenarnya adalah gula dan karbohidrat.
"Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa diet rendah lemak memiliki efek positif pada kesehatan. Ketakutan publik bahwa lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol (jahat) sama sekali tidak benar," ungkap James DiNicolantonio, ilmuwan New York yang memfokuskan diri untuk meneliti jantung.

Data studi menunjukkan bahwa penyakit yang ditakuti di seluruh dunia seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, atau gangguan pencernaan dipicu oleh tingginya konsumsi karbohidrat atau gula. Penelitian gagal menunjukkan kaitan antara asupan lemak jenuh dengan risiko gangguan jantung.
Menurut DiNicolantonio, diet rendah karbohidrat yang merupakan kebalikan dari diet rendah lemak justru baik untuk keseimbangan kolesterol tubuh. Kombinasi terbaik untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan jantung adalah dengan makan lebih sedikit karbohidrat olahan, makanan manis, serta makanan olahan.
Di beberapa negara Barat, diet rendah lemak tidak lagi dianut. Swedia adalah salah satu negara pionir yang menyingkirkan juah-jauh mitos diet rendah lemak. Di negara tersebut, dianjurkan untuk melakukan diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak.
Temuan DiNicolantonio didukung oleh Brian Ratcliffe, profesor nutrisi Universitas Robert Gordon di Aberdeen. Meski demikian, gagasan itu juga menuai penolakan dari Tom Sanders, seorang profesor yang merupakan pimpinan divisi diabetes dan ilmu gizi di King’s College London.

Menurut Sanders, saran diet saat ini tetap masuk akal. Saran diet yang dimaksud ialah menghindari daging berlemak, memilih produk susu rendah lemak, membatasi asupan makanan tinggi lemak sekaligus gula seperti kue, biskuit, dan puding, juga memilih makanan yang mengandung lemak tak jenuh seperti kacang-kacangan, ikan, dan minyak nabati.
Bagi pembaca yang masih memerlukan informasi lebih lanjut atau ingin berkonsultasi silakan datang ke Rumah Sakit Komplementer “Canon Medicinae Indonesia”. Dan apabila Anda berminat ingin berobat, mengetahui lebih lanjut silahkan lihat, datang, tanyakan, buktikan sendiri atau konsultasikan segera diri Anda ke Jalan Tubagus Ismail VII No.21 Dago Kota Bandung Provinsi Jawa Barat – INDONESIA Phone: +62 - (022) 253-1000 / Fax. (022) 251-6663 / Mobile: +62 – 0812.2023.2009 (Ginjal) / +62 – 0878.9537.5000 (Diabetes Mellitus) / +62 – 0856.9518.6000 (Kanker) / +62 - 0822.1848.2898 (Jantung) PIN Blackberry: 7E8C39F5 (UMUM), 7EBA27CF (KANKER), 7E7C3491 (GINJAL) (Rumah Sakit Komplementer Canon Medicinae Indonesia hanya ada di Kota Bandung – Provinsi Jawa Barat – INDONESIA).

Team Farmasi RS Komplementer “Canon Medicinae Indonesia” – Bandung – Jawa Barat - INDONESIA